Jumat, 10 Februari 2017

Apa itu Komunikasi Politik?

Seperti yang kita ketahui sebagai makhluk sosial, komunikasi itu sangatlah penting. Suatu pesan akan tersampaikan apabila ada komunikasi. Begitu banyak jenis pesan komunikasi baik yang tertulis atau pun yang tidak tertulis (lisan), masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda tergantung orang yang memberi serta menerima pesan tersebut.

Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai komunikasi politik dan juga lingkup studinya. Politik berarti berhubungan dengan kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Politik bukan semata-mata berisi kehidupan politikus atau lembaga politik, melainkan juga ada sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat dan media sebagai jembatannya. Komunikasi politik berarti berkomunikasi menggunakan bahasa politik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa komunikasi politik merupakan suatu penyampaian komunikasi berisi pesan-pesan politik dalam bentuk lambang tertulis atau tidak tertulis dari sebuah sumber kepada penerima yang dapat mempengaruhi kedudukan atau kekuasaan seseorang di bidang politik. Komunikasi politik melibatkan banyak tokoh-tokoh politik yang berkaitan dengan kekuasaan, kedudukan, serta kebijakan pemerintah.

Komunikasi politik bukan hanya terjadi di lingkungan pejabat pemerintah, masyarakat di luar pemerintahan secara sadar atau tidak juga melakukannya namun tanpa aksi politik. Misalnya mahasiswa yang melakukan berbagai analisis dan penilaian mengenai isu-isu politik, seperti pemilihan gubernur DKI Jakarta dan kenaikan BBM. Hal itu berhubungan dengan keputusan pemerintah di mana mereka pasti melalui proses komunikasi politik untuk mendapat persetujuan lembaga politik lainnya. Ini disebut sebagai partisipasi politik, di mana individu atau kelompok turut ikut secara aktif dalam kehidupan politik dalam rangka memengaruhi kebijakan pemerintah.

Ada beberapa komponen dalam studi komunikasi politik, yang pertama adalah komunikator politik. Seorang komunikator berfungsi untuk menyampaikan informasi atau penjelasan tertentu, komunikator juga bisa bertindak sebagai konsultan atau humas mengenai suatu kondisi politik. Komunikator politik mencakup politikus atau wakil rakyat yang menyusun kebijakan tertentu, jurnalis dan promotor yang termasuk komunikator profesional, juga aktivis seperti juru bicara atau pemuka pendapat. Kedua, ada pesan yang berisi linguistik dan persuasi. Linguistik politik berupa bahasa, simbol-simbol, dan pendapat umum dalam setiap bentuk pembicaraan politik. Sedangkan persuasi politik mencakup propaganda, retorika, dan iklan politik yang merupakan teknik penyampaian pesan komunikasi politik. Ketiga, adanya media atau saluran yang digunakan dalam komunikasi politik, seperti organisasi, kelompok, media massa, serta saluran-saluran khusus lainnya. Selanjutnya yaitu khalayak komunikasi politik, menyangkut opini publik mengenai suatu isu tertentu yang bersifat komtroversial. Khalayak komunikasi politik bertindak sebagai penerima pesan yang disampaikan dari komunikator atau disebut dengan komunikan politik. Terakhir adalah pengaruh atau dampak dari komunikasi politik. Pengaruh komunikasi politik ini berkaitan dengan orientasi kognitif, afektif, serta konatif. Kognitif berarti komunikasi tersebut berhasil mempengaruhi akal pikiran seseorang, afektif berarti berhubungan dengan segala emosi atau perasaan seseorang, sedangkan konatif lebih pada perubahan perilaku seseorang karena komunikasi politik yang terjadi. Ketiga efek tersebut bisa bersifat positif atau pun negatif, tergantung pada masing-masing individu yang menerima informasi dari komunikator. Namun, secara garis besar komunikasi politik tentu bisa memengaruhi seluruh partisipan politik yang terlibat.

Demikian sedikit penjelasan mengenai komunikasi politik serta berbagai lingkup studi yang ada di dalamnya. Semoga bermanfaat!